
Pokok-pokok
sistem pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut: sekolah dasar 6 tahun
yang dilanjutkan dengan 3 tahun pendidikan lanjutan pertama; sekarang dikenal
dengan pendidikan dasar 9 tahun yang dica-nangkan sebagai wajib belajar
pendidikan dasar 9 tahun sejak bulan Mei 1994. Pada tingkat lanjutan atas
pendidikan dibagi men-jadi dua jenis jalur pendidikan. Jalur pertama adalah
pendidikan umum yang dilaksanakan melalui Sekolah Menengah Umum (SMU) atau
Sekolah Menengah Atas (SMA). Jalur yang lain adalah pendidikan kejuruan yang
dilaksanakan melalui sekolah kejuruan yang secara umum disebut Sekolah Menengah
Ke-juruan (SMK), SMK juga dituntut meng-implementasikan dan mengembangkan
pen-didikan karakter di satuan pendidikannya.
Tujuan
pengembangan pendidikan ke-juruan dan vokasi secara holistik semestinya tidak
tereduksi hanya pada proses pembentuk-kan keterampilan teknis semata untuk
peme-nuhan kebutuhan ekonomi. Pendidikan keju-ruan dan vokasi bukan pula
sebatas schooling. Pendidikan kejuruan dan vokasi adalah pendi-dikan
yang menuju pada proses inkulturisasi dan akulturasi yaitu proses memperadabkan
suatu generasi baru masa depan yang ber-langsung di sekolah, keluarga,
industri, dunia usaha, dan masyarakat terbuka yang porous (Putu Sudira,
2011:1), sehingga implementasi pendidikan karakter di SMK dapat meng-upayakan
terciptanya keselarasan antara karakter yang dikembangkan di sekolah de-ngan
pembiasaan di rumah dan masyarakat. Agar pendidikan karakter dapat dilaksanakan
secara optimal, pendidikan karakter bisa dilaksanakan melalui integrasi dengan
mata pelajaran yang ada, mata pelajaran dalam muatan lokal (mulok) serta
kegiatan pengem-bangan diri
Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat.
Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat.
Oleh karena itu,
pendidikan karakter siswa SMK sangat penting, diantaranya dengan mengadakan
kegiatan ekstrakurikuler dan bimbingan konseling (selain dari pendidikan
agama), yang selama ini memang sudah diselenggarakan sekolah. Kegiatan
ekstrakulikuler ini merupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan
karakter, kemampuan, rasa tanggung jawab sosial, bekerja sama, menghargai orang
lain, serta mengembangkan potensi dan prestasi peserta didik. Peningkatan mutu
akademik peserta didik dengan kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan
pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang
secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.
Selain itu, Bimbingan
dan Konseling (BK) juga merupakan bagian penting dalam pembentukan karakter
siswa SMK, dimana BK ini sebagai media pengarah dan pembimbing siswa mempunyai
tujuan untuk mendorong: perkembangan
karir serta kehidupan-nya di masa yang akan datang, mengembangkan seluruh
potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin, menyesuaikan diri
dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya,
mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan
lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja. Jadi sangat jelas
bahwa BK merupakan salah satu komponen yang sangat penting didalam dunia
pendidikan sebagai salah satu yang dapat mendorong pembentukan karakter yang
baik pada siswa.
Pendidikan
karakter pada intinya ber-tujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif,
berakhlak mulia, bermoral, berto-leran, bergotong royong, berjiwa patriotik,
berkembang dinamis, berorientasi ilmu penge-tahuan dan teknologi yang semuanya
dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila
(Balitbang Kemendiknas, 2011: 2)
Pendidikan
kejuruan bertujuan untuk menghasilkan manusia yang produktif, yakni manusia
kerja, bukan manusia beban bagi keluarga, masyarakat dan bangsanya. Manusia
menjadi manusia karena bekerja. Bekerja adalah sebuah tindakan, sebuah actus,
untuk menyatakan kemandirian.( Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 3, Nomor 2,
Juni 2013 : 143)
Referensi
:
·
Kemdiknas.
(2011). Pedoman pelaksanaan pendidikan karakter (berdasarkan pe-ngalaman di
satuan pendidikan rintis-an). Jakarta: Balitbang Puskurbuk.
·
Sudira, P.
(2011). Pendidikan kejuruan dan vokasi berbasis tri hita karana. dalam
(Prosiding Kongres Pendidikan, Peng-ajaran dan Kebudayaan), Yogyakarta: Pusat
Studi Pancasila Universitas Gajah Mada.
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/11/20/model-pendidikan-karakter/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar