GALERY

Selasa, 14 Maret 2017

Pendidikan Karakter di Sekolah Vokasi



https://informasimasakiniblog.files.wordpress.com/2016/10/e4d04-berita_77411_800x600_pendidikan_karakter.jpg?w=418&h=314

Pokok-pokok sistem pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut: sekolah dasar 6 tahun yang dilanjutkan dengan 3 tahun pendidikan lanjutan pertama; sekarang dikenal dengan pendidikan dasar 9 tahun yang dica-nangkan sebagai wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun sejak bulan Mei 1994. Pada tingkat lanjutan atas pendidikan dibagi men-jadi dua jenis jalur pendidikan. Jalur pertama adalah pendidikan umum yang dilaksanakan melalui Sekolah Menengah Umum (SMU) atau Sekolah Menengah Atas (SMA). Jalur yang lain adalah pendidikan kejuruan yang dilaksanakan melalui sekolah kejuruan yang secara umum disebut Sekolah Menengah Ke-juruan (SMK), SMK juga dituntut meng-implementasikan dan mengembangkan pen-didikan karakter di satuan pendidikannya. 
Tujuan pengembangan pendidikan ke-juruan dan vokasi secara holistik semestinya tidak tereduksi hanya pada proses pembentuk-kan keterampilan teknis semata untuk peme-nuhan kebutuhan ekonomi. Pendidikan keju-ruan dan vokasi bukan pula sebatas schooling. Pendidikan kejuruan dan vokasi adalah pendi-dikan yang menuju pada proses inkulturisasi dan akulturasi yaitu proses memperadabkan suatu generasi baru masa depan yang ber-langsung di sekolah, keluarga, industri, dunia usaha, dan masyarakat terbuka yang porous (Putu Sudira, 2011:1), sehingga implementasi pendidikan karakter di SMK dapat meng-upayakan terciptanya keselarasan antara karakter yang dikembangkan di sekolah de-ngan pembiasaan di rumah dan masyarakat. Agar pendidikan karakter dapat dilaksanakan secara optimal, pendidikan karakter bisa dilaksanakan melalui integrasi dengan mata pelajaran yang ada, mata pelajaran dalam muatan lokal (mulok) serta kegiatan pengem-bangan diri 
Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat.
Oleh karena itu, pendidikan karakter siswa SMK sangat penting, diantaranya dengan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler dan bimbingan konseling (selain dari pendidikan agama), yang selama ini memang sudah diselenggarakan sekolah. Kegiatan ekstrakulikuler ini merupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan karakter, kemampuan, rasa tanggung jawab sosial, bekerja sama, menghargai orang lain, serta mengembangkan potensi dan prestasi peserta didik. Peningkatan mutu akademik peserta didik dengan kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. 
Selain itu, Bimbingan dan Konseling (BK) juga merupakan bagian penting dalam pembentukan karakter siswa SMK, dimana BK ini sebagai media pengarah dan pembimbing siswa mempunyai tujuan untuk mendorong: perkembangan karir serta kehidupan-nya di masa yang akan datang, mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin, menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya, mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja. Jadi sangat jelas bahwa BK merupakan salah satu komponen yang sangat penting didalam dunia pendidikan sebagai salah satu yang dapat mendorong pembentukan karakter yang baik pada siswa.
 Pendidikan karakter pada intinya ber-tujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, berto-leran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu penge-tahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila (Balitbang Kemendiknas, 2011: 2)
Pendidikan kejuruan bertujuan untuk menghasilkan manusia yang produktif, yakni manusia kerja, bukan manusia beban bagi keluarga, masyarakat dan bangsanya. Manusia menjadi manusia karena bekerja. Bekerja adalah sebuah tindakan, sebuah actus, untuk menyatakan kemandirian.( Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 3, Nomor 2, Juni 2013 : 143)
Referensi :
·        Kemdiknas. (2011). Pedoman pelaksanaan pendidikan karakter (berdasarkan pe-ngalaman di satuan pendidikan rintis-an). Jakarta: Balitbang Puskurbuk.
·        Sudira, P. (2011). Pendidikan kejuruan dan vokasi berbasis tri hita karana. dalam (Prosiding Kongres Pendidikan, Peng-ajaran dan Kebudayaan), Yogyakarta: Pusat Studi Pancasila Universitas Gajah Mada.
      https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/11/20/model-pendidikan-karakter/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar