Pemerintah berkomitmen
untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) Indonesia sesuai
kebutuhan dunia industri saat ini. Dengan SDM yang terampil, niscaya
produktivitas industri dalam negeri akan meroket sekaligus memacu daya saing
Nasional di kancah global.“Daya
saing suatu negara ditentukan juga dengan kemajuan industrinya. Kemajuan
industri akan berimbas pada ketersediaan lapangan kerja dan pendapatan
masyarakat,” tegas Wakil Presiden Jusuf Kallapada
Peluncuran Program Pendidikan Vokasi Industri (link and match SMK dengan industri) Wilayah Provinsi Jawa Timur di
Mojokerto, Selasa (28/2). Menurut Wapres, sedikitnya ada tiga faktor
yang mendorong industri dapat maju, yakni teknologi, modal, dan skill. Ketiga
faktor itu harus saling melengkapi. “Khusus faktor skill, sekolah kejuruan
diharapkan menyiapkan tenaga yang andal untuk mengisi kebutuhan dunia industri
saat ini. Pemerintah memberikan bekal ilmu pengetahuan dasar soal industri
kepada anak didik yang kemudian akan dikembangkan oleh dunia industri,”
paparnya. JK memberikan apresiasi kepada Kementerian Perindustrian atas
inisiasi program pembinaan dan pengembangan SMK yang link and match dengan industri, yang diharapkan program ini terus
berkelanjutan di provinsi-provinsi lain di seluruh Indonesia. “Karena manfaat
dari program ini baru dapat dirasakan jika dilaksanakan secara masif,
menjangkau lebih banyak SMK, dan tentunya harus melibatkan lebih banyak
perusahaan industri,” tuturnya. (Kementrian Perindustrian, 2017)
Menurut
Direktur Politeknik Negeri Bandung mengatakan nilai yang diberikan dalam
pembelajaran mahasiswa vokasi untuk menjadi lulusan yang siap kerja dengan
baik, seperti sikap hingga kedisiplinan. “Value yang di terapkan pendidikan
politeknik adalah jujur, tanggung, cerdas, cermat, mampu bekerjasama yang akan
memberikan kedisiplinan dalam tepat waktu, tepat ukuran dan tepat aturan,”
ujarnya. Namun, melalui kinerja Kemenristekdikti dalam merevitalisasi
pendidikan tinggi vokasi, para mahasiswa tidak perlu khawatir dalam mencari
pekerjaan setelah lulus nanti. Revitalisasi adalah bagaimana memberdayakan atau
membuat politeknik memiliki hasil lulusan yang siap kerja sesuai dengan yang
dibutuhkan industri, atau dibutuhkan oleh masyarakat. Berangkat dari hasil itu,
maka lulusan politeknik dan sekolah vokasi harus memiliki kompetensi, yang
tergambar dalam sertifikat kompetensinya. (Kelembagaan IPTEK dan DIKTI, 2017)
REFERENSI:
http://www.kemenperin.go.id/artikel/17197/Pemerintah-Luncurkan-Pendidikan-Vokasi-Industri-di-Jawa-Timur
http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/index.php/2017/02/02/revitalisasi-pendidikan-tinggi-vokasi-mendapat-apresiasi-dunia-industri/