Lebih dari dua dasawarsa pendidikan vokasi kita sesungguhnya
lebih condong mengikuti mazhab jerman. Hal ini bukan saja karena jerman memang
memiliki tradisi yang gemilang dalam urusan teknologi dan pendidikan vokasi,
melainkan juga karena hampir seluruh pakar teknologi Indonesia, belajar dan
menyelesaikan studi di german. Terlebih karena factor ketokohan prof. BJ.
Habibie yang mendominasi pemikiran pendidikan bermazhab Jerman.
Belakangan, selain Jerman, kita juga mulai melirik
Negara-negara asia timur seperti Jepang, korea dan Taiwan. Sebut saja, negara
yang disebut terakhir sedang menajdi perhatian para praktisi pendidikan
vokasi di Indonesia. Pada awal Januari 2017 ini, Direktorat Jenderal
Kelembagaan Iptek dan Dikti, Kemenristekdikti terus meningkatkan program kerja
sama dengan berbagai institusi internasional. Yang terbaru adalah kerja sama
dengan perguruan tinggi-perguruan tinggi di Taiwan, baik dalam bidang
pendidikan maupun penelitian. (Kompasiana,
2017)
Salah satu indikator era globalisasi adalah ditandai dengan munculnya
perdagangan bebas. Menurut Marzuki Usman (2005), pada tahun 2020 yang akan datang
merupakan waktu akan dimulainya globalisasi secara total. Perdagangan internasional
akan sebebas-bebasnya, baik perdagangan barang maupun jasa, dan investasi
internasional. Dengan demikian, barang-barang bebas keluar masuk tidak mengenal
batas negara (borderless), Indikasi ini menunjukkan bahwa tenagakerja dengan
kualifikasi profesional sangat dituntut dalam pasar bebas. Seiring dengan era
globalisasi tersebut terjadi pula perubahan yang sangat cepatdalam ilmu
pengetahuan dan teknologi. Menurut M. Hatta Rajasa (2008), pada awal abad 21
telah tumbuh dengan cepat era informasi (information age) atau era digital (digital
age) yang kemudian secara bertahap akan bergeser menjadi era pengetahuan (knowledge
age).
Dalam era ekonomi kreatif, laju perubahan arus informasi dan
pengetahuan akan berlangsung dengan sangat cepat, sehingga akan dituntut adanya
berbagai bentuk pekerjaan baru yang sarat dengan tuntutan untuk terus melakukan
akumulasi pengetahuan untuk menghasilkan berbagai inovasi baru (innovation intensive
employment). Dengan demikian, konsekuensi yang akan dirasakan dengan adanya
ekonomi kreatif ini adalah terjadi tuntutan profil ketenagakerjaan yang selaras
dengan perubahan tersebut. (Paradigma Baru PendidikanVokasi, 2012)
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar