GALERY

Senin, 10 Juli 2017

PARADIGMA DUNIA PENDIDIKAN VOKASI



Lebih dari dua dasawarsa pendidikan vokasi kita sesungguhnya lebih condong mengikuti mazhab jerman. Hal ini bukan saja karena jerman memang memiliki tradisi yang gemilang dalam urusan teknologi dan pendidikan vokasi, melainkan juga karena hampir seluruh pakar teknologi Indonesia, belajar dan menyelesaikan studi di german. Terlebih karena factor ketokohan prof. BJ. Habibie yang mendominasi pemikiran pendidikan bermazhab Jerman.
Belakangan, selain Jerman, kita juga mulai melirik Negara-negara asia timur seperti Jepang, korea dan Taiwan. Sebut saja, negara yang disebut terakhir  sedang menajdi perhatian para praktisi pendidikan vokasi di Indonesia. Pada awal Januari 2017 ini, Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti, Kemenristekdikti terus meningkatkan program kerja sama dengan berbagai institusi internasional. Yang terbaru adalah kerja sama dengan perguruan tinggi-perguruan tinggi di Taiwan, baik dalam bidang pendidikan maupun penelitian. (Kompasiana, 2017)
Salah satu indikator era globalisasi adalah ditandai dengan munculnya perdagangan bebas. Menurut Marzuki Usman (2005), pada tahun 2020 yang akan datang merupakan waktu akan dimulainya globalisasi secara total. Perdagangan internasional akan sebebas-bebasnya, baik perdagangan barang maupun jasa, dan investasi internasional. Dengan demikian, barang-barang bebas keluar masuk tidak mengenal batas negara (borderless), Indikasi ini menunjukkan bahwa tenagakerja dengan kualifikasi profesional sangat dituntut dalam pasar bebas. Seiring dengan era globalisasi tersebut terjadi pula perubahan yang sangat cepatdalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut M. Hatta Rajasa (2008), pada awal abad 21 telah tumbuh dengan cepat era informasi (information age) atau era digital (digital age) yang kemudian secara bertahap akan bergeser menjadi era pengetahuan (knowledge age).
Dalam era ekonomi kreatif, laju perubahan arus informasi dan pengetahuan akan berlangsung dengan sangat cepat, sehingga akan dituntut adanya berbagai bentuk pekerjaan baru yang sarat dengan tuntutan untuk terus melakukan akumulasi pengetahuan untuk menghasilkan berbagai inovasi baru (innovation intensive employment). Dengan demikian, konsekuensi yang akan dirasakan dengan adanya ekonomi kreatif ini adalah terjadi tuntutan profil ketenagakerjaan yang selaras dengan perubahan tersebut. (Paradigma Baru PendidikanVokasi, 2012)

Referensi:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar