GALERY

Senin, 17 April 2017

PENDIDIKAN VOKASI YANG BERIRINGAN DENGAN PERKEMBANGAN EKONOMI


 Proses pendidikan pada dasarnya bersumber dari masyarakat dan kembali ke masyarakat. Karena itu, perbaikan kualitas pendidikan harus selalu mengacu pada kebutuhan dan pemecahan masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Pendidikan dikatakan efektif apabila mampu menyiapkan lulusan sesuai kepentingan masyarakat. Kalau pada saat ini masyarakat sangat berharap lulusan suatu jenjang pendidikan siap memasuki lapangan kerja maka sudah semestinya perlu penataan dan pengembangan untuk memenuhi kehendak tersebut. (Artikel Kejuruan, 2016)
Pendidikan sebagai pranata utama penyiapan sumber daya manusia memegang peranan penting dalam menentukan kualitas SDM. Pendidikan juga mempengaruhi secara penuh pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Hal ini bukan saja karena pendidikan akan berpengaruh terhadap produktivitas, tetapi juga akan berpengaruh terhadap fertilitas masyarakat. Pendidikan menjadikan SDM lebih mengerti dan siap dalam menghadapi perubahan di lingkungan kerja. Oleh karena itu pada umumnya negara yang memiliki penduduk dengan tingkat pendidikan tinggi akan mempunyai pertumbuhan ekonomi yang pesat. (Artikel Kejuruan, 2016)
Dari sisi ekonomi, pendidikan bukan hanya semata-mata dipandang sebagai kegiatan konsumtif, namun diakui sebagai suatu investasi sumberdaya manusia. Pendidikan memberikan sumbangan terhadap pembangunan sosial ekonomi melalui cara-cara meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kecakapan, sikap dan produktivitas. Bagi masyarakat secara umum pendidikan bermanfaat untuk teknologi demi kemajuan di bidang sosial dan ekonomi. The Human Capital Theory menyatakan bahwa pendidikan menanamkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada manusia dan karenanya mereka dapat meningkatkan kapasitas belajar dan produktivitasnya. Hal ini memungkinkan mereka mengejar tingkat pendidikan dan pelatihan yang lebih tinggi dan meningkatkan pendapatan masa depan mereka dengan meningkatkan penghasilan seumur hidupnya. Karena manfaatnya tersebut sudah selayaknya apabila pendidikan menjadi perhatian utama suatu bangsa. (Artikel Kejuruan, 2016)
Dalam meningkatkan manusia sebagai makhluk individu yang berpotensi fisik dan nirfisik, dilaksanakan dengan pemberian pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. Pembentukan nilai adalah nilai-nilai budaya bangsa dan juga nilai-nilai keagamaan sesuai dengan agama masing-masing dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Proses transformasi tersebut berlangsung dalam jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. John Vaizei dalam bukunya Education in the Modern World (1965) mengemukakan peranan pendidikan sebagai berikut : (1) melalui lembaga mengemukakan peranan pendidikan tinggi dan lembaga riset memberikan gagasan-gagasan dan teknik baru, (2) melalui sekolah dan latihan-latihan mempersiapkan tenaga kerja terampil berpengetahuan, dan (3) penanaman sikap.(superthowi, 2012)
Dalam menghadapi perubahan masyarakat yang terus menerus dan berjalan secara cepat manusia dituntut untuk selalu belajar dan adaptasi dengan perkembangan masyarakat sesuai dengan zamannya. Dengan perkataan lain manusia akan menjadi ”pelajar seumur hidup”. Untuk itu sekolah berperan untuk mepersiapkan peserta didiknya menjadi pelajar seumur hidup yang mampu belajar secara mandiri dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang ada di sekolah maupun di luar sekolah. Menurut Moedjiono dalam buku dasar-dasar Kependidikan (1986), mengemukakan bahwa aktivitas belajar dalam rangka menghadapi perubahan-perubahan yang cepat di dalam masyarakat menghendaki (1) kemampuan untuk mendapatkan informasi, (2) keterampilan kognitif yang tinggi, (3) kemampuan menggunakan strategi dalam memecahkan masalah, (4) kemampuan menentukan tujuan yang ingin dicapai, (5) mengevaluasi hasil belajar sendiri, (6) adanya motivasi untuk belajar, dan (7) adanya pemahaman diri sendiri. (superthowi, 2012)
Pendidikan kejuruan sebagai lembaga pendidikan yang bertujuan menyiapkan lulusannya memasuki dunia kerja memiliki peran strategis dalam menyiapkan SDM khususnya tenaga kerja tingkat menengah. Hal ini didasarkan pada proyeksi kebutuhan tenaga kerja di masa mendatang yang memerlukan tenaga terampil tingkat menengah dalam jumlah yang besar. Pengalaman di lapangan maupun data proyeksi perencanaan pembangunan menunjukkan bahwa ditinjau dari prospek kebutuhan maupun kelayakan ekonomisnya pendidikan kejuruan masih merupakan investasi yang cukup baik dalam mempersiapkan tenaga terampil tingkat menengah (Sukamto, 1998). Hasil analisis biaya-manfaat yang dilakukan Abbas Ghozali (2000, 2004) menunjukkan bahwa secara keseluruhan investasi di sekolah lanjutan tingkat atas baik SMU maupun SMK adalah menguntungkan. Selain itu ditemukan bahwa investasi di SMK terutama SMK Teknologi adalah investasi yang paling menguntungkan.
Perubahan paradigma pendidikan dari supply driven ke demand driven menuntut lembaga pendidikan turut bertanggung jawab terhadap kualitas lulusan termasuk dalam hal mendapatkan pekerjaan setelah lulus. Pendidikan tidak hanya berfungsi sebagai pemasok tenaga kerja, namun dituntut menghasilkan lulusan yang memang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat dan dunia kerja. Oleh karena itu lembaga pendidikan termasuk SMK sudah selayaknya selalu melakukan evaluasi terhadap lulusannya untuk mendapatkan umpan balik keberhasilan programnya.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh lembaga pendidikan menengah kejuruan, agar menghasilkan lulusan yang benar-benar dibutuhkan oleh dunia kerja sebagai wujud pertanggungjawaban kepada masyarakat. Upaya tersebut di antaranya dengan diterapkannya kebijakan link and match, pendidikan sistem ganda, pendidikan berbasis kompetensi, Broad-based Education, maupun Life Skill Education yang kesemuanya bertujuan meningkatkan kualitas lulusan sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan kerja. (PELITA PASCASARJANA, 2008)
Seiring dengan tuntutan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan dunia kerja ke depan, berbagai kebijakan baru telah digulirkan di antaranya dengan Penerapan Kurikulum 2013 (K13), Optimalisasi Peran Dewan Sekolah dan Komite Sekolah, Pengembangan Sekolah Standar Nasional dan Sekolah Bertaraf Internasional. Melalui kebijakan ini diharapkan lulusan SMK benar-benar siap memasuki lapangan kerja.

Referensi:
Abbas Ghozali, 2000. Analisis biaya-manfaat SMU dan SMK. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, No. 022. Tahun ke-5. Hal. 57 – 85.
Sukamto, 1998. Orientasi dunia kerja dalam proses dan status akreditasi
SMK. Jurnal Kependidikan Edisi Khusus Dies Tahun XXXVIII. Hal. 109
–126.
https://superthowi.wordpress.com/2012/08/14/peranan-manusia-dan-pendidikan-dalam-pembangunan-2/
http://www.encyclopedia.com/social-sciences/dictionaries-thesauruses-pictures-and-press-releases/human-capital-theory
http://pelitapascasarjana.blogspot.co.id/2008/11/upaya-smk-mencitakan-lulusan-siap-kerja.html
http://www.kejuruan.net/2016/04/keterkaitan-pendidikan-kejuruanvokasi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar