1.1
Fungsi Peralatan Plambing
Fungsi dari peralatan
plambing adalah pertama, untuk menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang
dikehendaki dengan tekanan yang cukup, dan kedua, membuang air kotor dari
tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian penting lainnya. Fungsi pertama
dilaksanakan oleh system penyediaan air bersih, dan yang kedua oleh system
pembuangan.
1.2
Jenis Peralatan Plambing
Dalam artian khusus, istilah “peralatan plambing”
meliputi:
1)
Peralatan untuk penyediaan air bersih/air minum
2)
Peralatan untuk penyediaan air panas
3)
Peralatan untuk pembuangan dan ven
4)
Peralatan saniter (plumbing
fixtures)
2.
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING
2.1. Pendahuluan
Sistem plambing merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dalam pembangunan gedung. Oleh karena itu, perencanaan dan
perancangan system plambing haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai dengan
tahapan-tahapan perencanaan dan perancangan gedung itu sendiri, dengan
memeperhatikan secara seksamahubungannya dengan bagian-bagian konstruksi gedung
serta dengan peralatan lainnya yang ada dalam gedung tersebut (seperti,
pendingin udara, listrik, dan lain-lain)
2.2 Prosedur Perencanaan
2.2.1 Rancangan Konsep
Dalam menyiapkan rancangan konsep system plambing,
hal-hal berikut ini perlu diketahui:
1)
jenis dan penggunaan gedung
2)
denah bangunan
3)
jumlah penghuni
2.2.2 Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan merupakan bagian dari pekerjaan
perencanaan dan perancangan. Penelitian lapangan bukan hanya berarti kunjungan
ke lokasi pembangunan gedungnya dan melihat situais setempat, tetapi mencakup
pula perundingan dengan instansi pemerintah yang berwenang, menjajagi pendapat
instansi pengairan dan perikanan setempat, serta penelitian yang menyangkut hak
penggunaan air dan pembuangan air.
3.
PERENCANAAN SISTEM
PENYEDIAAN AIR BERSIH
3.1
Prinsip Dasar Sistem Penyediaan Air
3.1.1
Kualitas Air
Untuk gedung-gedung yang dibangun di daerah di mana
tidak tersedia fasilitas penyediaan air minum untuk umum, seperti di tempat
terpencil di pegunungan atau di pulau, penyediaan air akan diambil dari sungai,
air tanah dangkal atau dalam, dsb. Dalam hal demikian, air baku tersebut
haruslah diolah dalam gedung atau dalam instalasi pengolahan agar dicapai
standar kualitas air yang berlaku.
3.1.2
Pencegahan Pencemaran Air
Hal-hal yang dapat menyebabkan pencemaran antara lain,
masuknya kotoran, tikus, seranggga ke dalam tangki; terjadinya karat atau rusaknya
bahan tangki dan pipa; terhubungnya pipa air minum denga pipa lainnya;
tercampurnya air minumdengan air dari jenis kualitas lainnya; aliran balik (backflow) air dari jenis kualitas lain
ke dalam pipa air minum. Di bawah ini akan dikemukaakan beberapa contoh
pencemaran dan pencegahannya.
(1)
Larangan Hubungan Pintas
Yang dimaksud dengan hubungan pintas (cross conection), adalah huungan fisik
antara dua system pipa yang berbeda, satu system piap untuk air minum dan
system pipa lainnya berisi air yang tidak diketahui atau diragukan kualitasnya,
di mana air akan dapat mengalir dari satu system ke system lainnya.
(2)
Pencegahan Aliran-Balik
Aliran balik (back
flow) adalah aliran air atau cairan lain, zat atau campuran, ke dalam
system perpipaan air minum yang berasal dari sumber lain yang bukan untuk air
minum. Aliran balik tidak dapat dipisahkan dari hubungan pintas dan ini
disebabkan oleh terjadinya efek siphon-balik (back siphonage). Dengan perkataan lain, system perpipaan air minum
yang dapat menimbulkan efek siphon-balik dapatr juga disebut mempunyai hubungan
pintas. Efek siphon-balik adalah terjadinya aliran masuk ke dalam pipa air
minum dari air bekas, air tercemar, dari peralatan saniter atau tangki,
disebabkan oleh timbulnya tekanan negative dalam pipa. Peralatan-peralatan
berikut ini dapat menimbulkan efek siphon-balik:
-
Berbagai macam peralatan untuk menyimpan air (tangki air, tangki
ekspansi, menara pendingin, kolam renang, kolam lainnya)
-
Peralatan yang dapat menampung air (bak cuci tangan, bak cuci dapu, dsb)
-
Beberapa peralatan khusus (peralatan dapur, kedokteran, mesin cuci, dsb)
(3)
Pukulan Air
Penyebab pukulan air bila aliran dalam pipa dihentikan
secara mendadak oleh keran atau katup, tekanan air pada sisi atas akan
meningkat dengan tajam dan menimbulkan gelombang tekanan yang akan merambat
dengan kecepatan tertentu, dan kemudian dipantulkan kembali ke tempat semula.
Gejala ini menimbulkan kenaikan tekanan yang sangat tajam sehingga menyerupai
suatu pukulan dan dinamakan gejala pukulan air (water hammer). Pukulan mengakibatkan berbagai kesulitan seperti
kerusakan pada peralatan plambing, getaran pada sistem pipa, patahnya pipa,
kebocoran, dan suara berbisik sehingga dapat mengurangi umur kerja peralatan
dan sistem pipa.
Pukulan air cenderung terjadi dalam keadaan sebagai
berikut:
a.
Tempat-tempat di mana katup
ditutup/dibuka mendadak;
b.
Keadaan di mana tekanan air dalam pipa
selalu tinggi;
c.
Keadaan di mana kecepatan air dalam
pipa selalu tinggi;
d.
Keadaan di mana banyak jalur ke atas
dan ke bawah dalam sistem pipa;
e.
Keadaan di mana banyak belokan
dibandingkan jalur lurus;
f.
Keadaan di mana temperatur air tinggi.
Jelas bahwa pencegahan gejala pukulan air menyangkut
tindakan untuk mengatasi keadaan-keadaan diatas, dan meliputi cara-cara berikut
ini ):
a.
Menghindarkan tekanan kerja yang
terlalu tinggi;
b.
Menghindarkan kecepatan aliran yang
terlalu tinggi;
c.
Memasang rongga udara atau alat
pencegah pukulan-air;
d.
Menggunakan dua katup-bola-pelampung
pada tangki air.
3.2
Sistem Penyediaan Air Bersih
3.2.1 Sistem Penyediaan
Pada saat ini sistem
penydiaan air bersih yang banyak digunakan dapat dikelompokkan sebagai berikut
:
a.
Sistem
sambungan langsung
b.
Sistem
tangki atap
c.
Sistem
tangki tekan
d.
Sistem
tanpa tangki (booster system)
3.2.2 Sistem sambungan langsung
Dalam sistem ini, pipa
distribusi dalam gedung disambung langsung dengan pipa utama penyediaan air
bersih (misalnya, pipa dibawah jalan dari PAM) . Sistem ini banyak digunakan untuk
gedung-gedung kecil dan rendah karena terbatasnya tekanan dalam pipa utama dan
dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama. Ukuran pipa cabang biasanya
diatur/ditetapkan oleh PAM Tangki
pemanas air biasanya tidak disambung langsung kepada pipa distribusi
3.2.3 Sistem tangki atap
Pada sistem ini, air
ditampung dalam tangki bawah kemudian
dipompakan ke tangki atas yang dipasang di atap
/diatas lantai tertinggi gedung kemudian baru didistribusikan ke bagian gedung yang
membutuhkan air bersih. Alasan penggunaan sistem ini ;
·
Perubahan
tekanan yang terjadi pada alat plambing
hampir tidak berarti
·
Kecil
kemungkinan terjadinya kesulitan, karena pompa yang menaikkan air bekerja secara otomatis
dengan alat pendeteksian
permukaan air dalam tangki atap
·
Perawatan
tangki atap sangat sederhana dan mudah, dibandingkan dengan tangki tekan
3.2.4 Sistem tangki tekan
Sistem ini banyak digunakan
untuk bangunan perumahan, hanya karena alasan
tertentu dipergunakan untuk bangunan umum. Prinsip kerjanya yaitu air
yang telah ditampung dalam tangki bawah, dipompakan kedalam suatu bejana
(tangki) tertutup sehingga udara didalamnya terkompresi. Air kemudian dialirkan
kedalam sistem distribusi bangunan.Pompa bekerja secara otomatis yang diatur
oleh detektor tekanan, yang membuka/menutup saklar motor listrik, pompa
berhenti bekerja apabila tekanan tangki telah mencapai suatu batas maksimum
yang ditetapkan dan bekerja kembali setelah tekanan mencapai batas minimum yang
ditetapkan pula. Daerah fluktuasi tekanan ini biasanya ditetapkan antara 1,0
sampai 1,5 Kg/cm2
(1)
Variasi system tangki tekan
Adapun variasi system tangki tekan terbagi dalam 2 sistem yaitu:
·
Sistem
hydrocel
·
Sistem
tangki tekan dengan diafram
(2)
Sistem
hydrocel
Sistem ini menggunakan alat yang dinamakan “hydrocel”, ciptaan Jacuzzi
Brothers Inc., sebuah perusahaan di Amerika Serikat, sebagai pengganti udara
dalam tangki tekan, sistem ini menggunakan tabung tabung berisi udara dibuat
dari bahan karet khusus, yang akan mengerut dan mengembang sesuai dengan
tekanan air dalam tangki. Dengan
demikian kontak langsung antara udara dengan air dicegah sehingga selama
pemakaian sistem ini tidak perlu ditambah udara setiap kali
(3)
Sistem
tangki tekan dengan diafram
Tangki tekan pada sistem ini dilengkapi dengan diafram yang dibuat dari
bahan karet khusus, untuk memisahkan udara dengan air. Dengan demikian menghilangkan kelemahan
tangki tekan sehubungan dengan perlunya pengisian udara secara periodik
3.2.5 Sistem tanpa tangki (booster system)
Dalam
sistem ini tidak digunakan tangki apapun. Air dipompakan langsung k e sistem
distribusi bangunan dan pompa menghisap air langsung dari pipa utama (misalnya,
pipa utama dari PAM). Ada 2 macam
pelaksanaan sistem ini, dikaitkan dengan kecepatan putaran pompa :
·
Sistem kecepatan putaran konstan
·
Sistem kecepatan putaran
variable
(1) Sistem kecepatan putaran konstan
Sistem ini menerapkan sambungan
paralel beberapa pompa identik yang bekerja pada kecepatan putaran konstan.
Satu pompa selalu dalam keadaan bekerja, sedangkan pompa-pompa lainnya akan
ikut bekerja yang diatur secara otomatis oleh suatu alat pendeteksi tekanan
atau laju aliran air keluar dari sistem pompa ini
(2) Sistem kecepatan putaran variable
Pada sistem ini laju aliran air yang
dihasilkan oleh pompa diatur dengan mengubah kecepatan putaran pompa secara
otomatis oleh suatu alat yang mendeteksi tekanan atau laju air keluar dari
pompa
3.2.6
Laju Aliran Air
(1) Dasar penentuan kapasitas peralatan
dan ukuran pipa-pipa.
(2) Jumlah dan laju aliran air
seharusnya diperoleh dari penelitian terhadap keadaan sesungguhnya, kemudian
dibuat angka-angka perkiraan yang sedapat mungkin mendekati keadaan
sesungguhnya.
(3) Tidak ada angka-angka jumlah dan
laju aliran air yang berlaku atau telah disetujui oleh seluruh bangsa di dunia
3.2.7
Tekanan Air dan Kecepatan Alir
(1) Tekanan air yang kurang mencukupi
menimbulkan kesulitan pemakaian
(2) Tekanan yang berlebihan dapat
menimbulkan rasa sakit terkena pancaran
air serta mempercepat kerusakan peralatan plambing dan menambah kemungkinan
timbulnya pukulan air
(3) Standar umum besarnya tekanan air
adalah 1,0 kg/cm²
(4) Untuk kantor,tekanan statik
sebaiknya antara 4,0-5,0 kg/cm²
(5) Untuk hotel dan perumahan antara 2,5-3,5 kg/cm²
3.2.8
Tangki – Tangki Air
Tangki-tangki
yang digunakan untuk menyimpan air minum haruslah dibersihkan secara teratur
agar kualitas air dapat tetap terjaga (hal ini bahkan telah dipersyaratkan oleh
undang-undang / peraturan / ketentuan-ketentuan yang berlaku).
·
Pemasangan Tangki dalam Bangunan
·
Pemasangan Tangki Air Di Luar Bangunan
·
Digabung Dengan Tangki Air Pemadam Kebakaran
(1) Pemasangan tangki air dalam bangunan
a. Pemasangan tangki di lantai bangunan
· Dipasang diantara pelat lantai
terbawah dan pelat pondasi dari gedung
· Seringkali dibawah lantai yang sama juga dipasang bak
penampung air buangan atau air kotor
· Dalam keadaan terburuk bahkan tangki
air minum tersebut hanya dibatasi
dinding dengan bak penampung air kotor
· Keadaan ini memungkinkan pencemaran
air minum oleh air kotor
· Dilarang menggunakan lantai, dinding
dan langit-langit sebagai bagian dari
tangki atau reservoir air, untuk mencegah pencemaran air melalui bagian-bagian gedung tersebut
· Disyaratkan tangki air tidak
merupakan bagian struktural serta
lokasinya tidak berdekatan dengan tempat pembuangan air dan tidak
terpengaruh sumur artetis atau genangan air
b. Ruang bebas untuk pemeriksaan
sekeliling tangki
· Dalam pemasangan tangki diperlukan
ruang bebas yang cukup sekeliling tangki untuk pemeriksaan dan perawatam
· Ruang bebas ini minimal 45 cm,
tetapi lebih baik dibuat sekitar 60 cm agar mudah untuk mengecat dinding luar tanda
· Pada bagian atas tangki, ruang bebas
harus cukup besar bagi seseorang membuka tutup manhole dan masuk kedalam
tangki dengan membawa peralatan
· Biasanya disediakan ruang bebas 1
meter diatas tutup tangki
c. Pemasangan pipa-pipa dan peralatan
sekeliling tangki
· Tidak dibenarkan memasang pompa,
mesin refrijerasi, ketel uap dsb diatas pelat tutup tangki
· Pipa-pipa yang dipasang melintang
diatas pelat tutup tangki harus dihindarkan, apalagi pipa-pipa yang akan
menembus tangki
d. Konstruksi yang memudahkan perawatan
Setiap
tangki air harus dilengkapi dengan lubang bertutup untuk memudahkan perawatan,
dengan ukuran cukup agar orang dapat masuk kedalam tangki Ukuran lubang
minimal 45 cm, 60 cm lebih dianjurkan Lubang
perawatan ini tidak perlu disediakan kalau seluruh tutup tangki dapat dengan
mudah dibuka atau diangkat
Yang perlu diperhatikan dalam
merancang lubang perawatan :
·
Dapat mencegah masuknya kotoran
·
Dapat dikunci, dengan memasang kunsi atau baut pengikat
e. Konstruksi yang mencegah air diam (stagnant)
·
Pipa pengambil yang biasanya dilengkapi dengan katup
sebaiknya dipasang dengan lubang yang berada kira-kira20 cm diatas dasar
tangki, untuk menghindari endapan kotor
terhisap kedalam pipa
·
Saluran atau lekukan dangkal sebaiknya dibuat pada dasar
tangki dengan kemiringan yang cukup, guna memperlancar pembuangan endapan
·
Pembersihan tangki tanpa memutuskan penyediaan air kedalam
pipa distribusi, dengan menyediakan lebih dari satu tangki atau membagi tangki
dengan dinding partisi menjadi dua
bagian
Konstruksi pencegah air diam
·
Air yang diam terlalu lama dalam tangki dapat menimbulkan pencemaran.
·
Air yang diam (stagnant) dapat disebabkan rancangan
perletakan yang kurang baik, volume air yang terlalu besar disbanding pemakaian
air, ataupun oleh bentuk tangki
·
Pemasangan pipa air keluar dekat pipa masuk tangki
menyebabkan bagian terbesar air hampir tidak bergerak
·
Agar air selalu bergerak , lubang-lubang tersebut harus
dijauhkan atau dibuat “dinding”
f. Pipa peluap
·
Setiap tangki harus dilengkapi dengan pipa peluap
·
Ujung pipa ini tidak boleh disambungkan langsung ke pipa
buangan, melainkan harus dengan cara tidak langsung
·
Harus ada celah udara yang cukup antara ujung pipa dengan bak buangan, minimal dua kali diameter
pipa tersebut
·
Ujung pipa peluap harus dilengkapi dengan saringan serangga
g. Pipa ven
·
Tujuan pipa ven adalah untuk memasukkan atau mengeluarkan
udara tangki pada waktu volume air berkurang atau bertambah.
·
Pipa ven biasanya diperlukan pada tangki dengan volume air 2
m³ atau lebih.
·
Lubang udara masuk pipa ven harus dipasang saringan serangga
(2) Pemasangan Tangki di Luar Gedung
Apabila
tangki air dipasang dalam jarak yang kurang dari 5 m terhadap pipa pembuangan,
kakus, septik tank, peralatan lain yang menyimpan atau mengolah buangan dll,
maka kemungkinan terjadi pencemaran terhadap air dalam tangki tersebut, oleh
karena tidak dibenarkan penanaman tangki langsung dalam tanah, melainkan harus
dilindungi dengan menempatkan tangki tersebut dalam ruangan bawah tanah. Cara
lainh dengan menempatkan tangki diatas suatu menara. Apabila jarak tersebut diatas bisa dibuat
lebih dari 5 m, tangki air dapat ditanam langsung, sebagian atau seluruhnya
(3) Digabug dengan Tangki DAMKAR
Perpipaan
untuk tangki yang berfungsi ganda untuk air bersih dan pemadam kebakaran.
Prinsipnya selalu tersedia volume air yang cukup untuk keperluan pemadam
kebakaran, tanpa tergantung pada pemakaian air bersih Untuk menjamin hal ini
pemasangan pipa hisap damkar lebih dekat kedasar tangki dan pipa hisap untuk
air bersih dipasang lebih tinggi Sistim ini sebaiknya tidak digunakan, karena
terdapat daerah air yang diam yang dapat menimbulkan pencemaran
3.3 Perancangan
Sistem Pipa Air Dingin
3.3.1
Sistem Pipa
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam perancangan system pipa:
1)
System manapun yang dipilih, pipa harus dirancang dan
dipasang sedemikian rupa sehingga udara maupun air kalau perlu dapat
dibuang/dikeluarkan dengan mudah.
2)
Pipa mendatar pada system pengaliran ke atas sebaiknya
dibuat agak miring ke atas (searah aliran), sedang pada system pengaliran ke
bawah dibuat agak miring ke bawah. Kemiringannya sekitar 1/300.
3)
Perpipaan yang tidak merata, melengkung ke atas atau
melengkung ke bawah, harus dihindarkan. Kalau akibat sesuatu hal tidak dapat
dihindarkan (misalnya ada perombakan gedung) hendaknya dipasang katup pelepas
udara.
4)
Harus dihindarkan membalikkan arah aliran. Misalnya,
pipa cabang tegak akan melayani daerah di atasnya pipa utama mendatar, tetapi
penyambungannya di arahkan ke bawah lebih dahulu.
3.3.2 Pemasangan
Katup
Katup sorong (gate volve) banyak dipasang sebagai katup pemisah pipa cabang, dan
kalau katup tersebut merangkap pula berfungsi untuk mengatur (mengatasi) laju
aliran air pada pipa cabang tersebut biasanya dipasang katup bola (globe volve)
3.3.3 Penaksiran
Laju Aliran Air
1) Metoda
penaksiran laju aliran air
Ada beberapa metoda yang digunakan
untuk menaksir besarnya laju aliran air, diantaranya yang akan dibahas di sini
yaitu:
a) Berdasarkan
jumlah pemakai
Metoda ini didasarkan pada pemakaian
air rata-rata sehari dari setiap penghuni, dan perkiraan jumlah penghuni.
Dengan demikian jumlah pemakaian air sehari dapat diperkirakan, walaupun jenis
maupun jumlah alat plambing belum ditentukan.
b) Berdasarkan
jenis dan jumlah alat plambing
Metoda ini digunakan apabila kondisi
pemakaian lat plambing dapat diketahui, misalnya untuk perumahan atau gedung
kecil lainnya. Juga harus diketahui jumlah dari setiap jenis alat plambing
dalam gedung tersebut.
c) Berdasarkan
unit beban alat plambing
Dalam metoda ini untuk setiap alat
plambing ditetapkan suatu unit beban (fixture
unit). Untuk setiap bagian pipa dijumlahkan besarnya unit beban dari semua
alat plambing yang dilayani, dan kemudian dicari besarnya laju aliran air
dengan kurva.
d) Berdasarkan
pemakaian air terhadap waktu
3.4 Peralatan
Penyediaan Air
3.4.1
Jenis Peralatan
1)
Tangki Air
a)
Tangki Air Bawah Tanah
Air dari jaringan air minum kota
dialirkan melalui katup bola dan ditampung dalam tangki bawah tanah dan
kemudian dipompa ke dalam jaringan pipa penyediaan air gedung
b)
Tangki Atap
Berfungsi untuk menyimpan air untuk
kebutuhan singkat dan untuk menstabilkan tekanan air sehubungan dengan
fluktuasi pemakaian air sehari-hari. Biasanya dibuat pada pelat baja, kayu, dan
juga FRP.
c)
Tangki Tekan
Tangki semacam ini berfungsi untuk
menyimpan air dengan tekanan tinggi. Biasanya dibuat dari baja.
2)
Pompa Penyediaan Air
Pompa yang
menyedot air dari tangki bawah dan tangki bawah tanah dan mengalirkannya ke
tangki atas atau tangki atap seringkali dinamakan “pompa angkat” (mengangkat
air dari bawah ke atas). Sedang pompa yang mengalirkan air ke tangki tekan
sering dinamakan “pompa tekan”.
Pengelompokkan
jenis pompa pada garis besarnya ada 3, yaitu jenis putar, jenis langkah
positif, dan jenis khusus. Jenis putar ada yang sentrifugal, aliran campuran (mixed flow), aksial, dan regenerative.
Masuk jenis langkah positif adalah pompa torak/plunyer, pompa sudu (vane pumps), pompa eksentrik. Jenis
pompa khusus adalah pompa vortex, gelembung uap, dan pompa jet.
3.4.2 Bahan dan
Mekanisme
1) Konstruksi
Pompa Air
Jenis-jenis pompa penyediaan air
yang banyak digunakan adalah:
a) Jenis Putar
Kelebihan jenis ini terutama adalah:
-
Ukurannya kecil dan ringan
-
Dapat memompa terus menerus tanpa gejolak
-
Konstruksi sederhana dan mudah dioperasikan
Jenis ini
demikian popular sehingga orang lebih sering menganggap pompa air selalu dari
jenis turbo. Dari jenis ini yang paling banyak adalah tipe pompa sentrifugal.
(i)
Pompa Sentrifugal
Komponen utama dari pompa
sentrifugal adalah impeller (bagian yang berputar) dan rumah pompa (stasioner).
Selepas dari impeller air akan masuk ke dalam rumah pompa yang menyerupai
bentuk rumah “keong”, dan disalurkan ke pipa keluar.
(ii)
Pompa diffuser atau Pompa Turbin
Pompa diffuser yang dulu disebut
pompa turbin, mempunyai diffuser atau sudu-sudu pengarah terpasang pada
rumahnya yang berfungsi mengarahkan aliran iar keluar dari impeller.
(ii-1) Pompa Turbin Untuk Sumur (bore-hole pump)
Pompa ini dipasang dengan poros vertical,
motor penggeraknya (motor listrik atau motor bakar) dipasang di atas dan
terpisah dari pompa.
(ii-2) Pompa Submersibel untuk Sumur
Dalam
Pompa jenis ini terutama digunakan
untuk sumur-sumur dalam, di mana motor listrik terpasang langsung Pada rumah
pomoa (direct coupled) dan merupakan suatu konstruksi yang terpadu.
b) Pompa Jenis
Langkah Positif (Positive Displacement)
(i) Pompa Torak
Gerakan torak bolak-balik di dalam
silinder akan menimbulkan tekanan positif atau negative pada satu sisinya, yang
akan membuka katup keluar atau katup masuk, dan mengalirkan air keluar ke dalam
pipa atau masuk ke dalam silinder.
(ii) Pompa Tangan
Pada prinsipnya pompa jenis ini sama
dengan pompa torak, hanya konstruksinya yang dibuat khusus agar lebih mudah
digerakkan dengan tangan, kemampuannya untuk “mengangkut” air terbatas oleh
kemampuan daya manusia.
c) Pompa Khusus
(i)
Pompa Vortex
Pompa vortex, atau sering disebut
dengan pompa kaskade, mempunyai impeller dengan lekukan-lekukan yang dipotong
pada pinggirannya yang berputar dalam suatu rumah silindris.
(ii)
Pompa Gelembung Udara
Pompa ini disebut juga air lift pump, karena air dalam suatu
pipa terangkat oleh gelembung-gelembung air sebagai akibat adanya perbedaan
berat jenis air dan udara.
(iii)
Pompa Jet
Pompa ini kadang-kadang disebut juga
sebagai pompa “injeksi” walaupun istilah ini tidak tepat. Sebenarnya pompa ini
merupakan suatu sistim yang terdiri dari sebuah pompa sentrifugal dan suatu je-ejector, digunakan untuk memompa
sumur yang muka airnya lebih dari 10 m di
bawah muka tanah.
(iv)
Pompa Bilah (wing
pump)
Pompa jenis ini digerakkan tangan
dan sering dipakai untuk perumahan. Impeller dalam suatu rumah silindris
berpuatr kira-kira 900.
3.4.3 Penentuan
Kapasitas Alat
1) Diameter
Pipa Dinas
2) Kapasitas
Tangki Air Bawah
3) Kapasitas
Tangki Atas (atau Tangki Atap)
4) Kapasitas
Pompa Pengisi Tangki
a) Laju Aliran
Air
b) Diameter
Pipa
c) Tekanan Air
Masuk (Tekanan Hisap)
d) Daya Pompa
dan Tinggi Angkat
5) Kapasitas
Tangki Tekan dan Pompanya
Kapasitas tngki tekan dihitung berdasarkan hokum
Boyle, yang menyatakan bahwa untuk gas pada temperature konstan, hasil
perkalian tekanan dengan volume adalah juga konstan.Referensi : Noerbambang, Soufyan dan Morimura, Takeo. PERANCANGAN DAN PEMELIHARAAN SISTEM PLAMBING. 2000. Jakarta : PT Pradnya Paramita
juga konstan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar