GALERY

Rabu, 12 April 2017

PERENCANAAN DAN PEMELIHARAAN SISTEM PLUMBING (SOUFYAN MOH. NOERBAMBANG, TOKEO MORIMURA) Part 1



1.        FUNGSI DAN JENIS PERALATAN PLAMBING
1.1    Fungsi Peralatan Plambing
Fungsi dari peralatan plambing adalah pertama, untuk menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup, dan kedua, membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian penting lainnya. Fungsi pertama dilaksanakan oleh system penyediaan air bersih, dan yang kedua oleh system pembuangan.
1.2    Jenis Peralatan Plambing
Dalam artian khusus, istilah “peralatan plambing” meliputi:
1)      Peralatan untuk penyediaan air bersih/air minum
2)      Peralatan untuk penyediaan air panas
3)      Peralatan untuk pembuangan dan ven
4)      Peralatan saniter (plumbing fixtures)
2.        PERENCANAAN SISTEM PLAMBING
2.1. Pendahuluan
Sistem plambing merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan gedung. Oleh karena itu, perencanaan dan perancangan system plambing haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan dan perancangan gedung itu sendiri, dengan memeperhatikan secara seksamahubungannya dengan bagian-bagian konstruksi gedung serta dengan peralatan lainnya yang ada dalam gedung tersebut (seperti, pendingin udara, listrik, dan lain-lain)
2.2 Prosedur Perencanaan
2.2.1 Rancangan Konsep
Dalam menyiapkan rancangan konsep system plambing, hal-hal berikut ini perlu diketahui:
1)      jenis dan penggunaan gedung
2)      denah bangunan
3)      jumlah penghuni
2.2.2 Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan merupakan bagian dari pekerjaan perencanaan dan perancangan. Penelitian lapangan bukan hanya berarti kunjungan ke lokasi pembangunan gedungnya dan melihat situais setempat, tetapi mencakup pula perundingan dengan instansi pemerintah yang berwenang, menjajagi pendapat instansi pengairan dan perikanan setempat, serta penelitian yang menyangkut hak penggunaan air dan pembuangan air.
3.        PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH
3.1    Prinsip Dasar Sistem Penyediaan Air
3.1.1      Kualitas Air
Untuk gedung-gedung yang dibangun di daerah di mana tidak tersedia fasilitas penyediaan air minum untuk umum, seperti di tempat terpencil di pegunungan atau di pulau, penyediaan air akan diambil dari sungai, air tanah dangkal atau dalam, dsb. Dalam hal demikian, air baku tersebut haruslah diolah dalam gedung atau dalam instalasi pengolahan agar dicapai standar kualitas air yang berlaku.
3.1.2      Pencegahan Pencemaran Air
Hal-hal yang dapat menyebabkan pencemaran antara lain, masuknya kotoran, tikus, seranggga ke dalam tangki; terjadinya karat atau rusaknya bahan tangki dan pipa; terhubungnya pipa air minum denga pipa lainnya; tercampurnya air minumdengan air dari jenis kualitas lainnya; aliran balik (backflow) air dari jenis kualitas lain ke dalam pipa air minum. Di bawah ini akan dikemukaakan beberapa contoh pencemaran dan pencegahannya.
(1)   Larangan Hubungan Pintas
Yang dimaksud dengan hubungan pintas (cross conection), adalah huungan fisik antara dua system pipa yang berbeda, satu system piap untuk air minum dan system pipa lainnya berisi air yang tidak diketahui atau diragukan kualitasnya, di mana air akan dapat mengalir dari satu system ke system lainnya.
(2)   Pencegahan Aliran-Balik
Aliran balik (back flow) adalah aliran air atau cairan lain, zat atau campuran, ke dalam system perpipaan air minum yang berasal dari sumber lain yang bukan untuk air minum. Aliran balik tidak dapat dipisahkan dari hubungan pintas dan ini disebabkan oleh terjadinya efek siphon-balik (back siphonage). Dengan perkataan lain, system perpipaan air minum yang dapat menimbulkan efek siphon-balik dapatr juga disebut mempunyai hubungan pintas. Efek siphon-balik adalah terjadinya aliran masuk ke dalam pipa air minum dari air bekas, air tercemar, dari peralatan saniter atau tangki, disebabkan oleh timbulnya tekanan negative dalam pipa. Peralatan-peralatan berikut ini dapat menimbulkan efek siphon-balik:
-          Berbagai macam peralatan untuk menyimpan air (tangki air, tangki ekspansi, menara pendingin, kolam renang, kolam lainnya)
-          Peralatan yang dapat menampung air (bak cuci tangan, bak cuci dapu, dsb)
-          Beberapa peralatan khusus (peralatan dapur, kedokteran, mesin cuci, dsb)
(3)   Pukulan Air
Penyebab pukulan air bila aliran dalam pipa dihentikan secara mendadak oleh keran atau katup, tekanan air pada sisi atas akan meningkat dengan tajam dan menimbulkan gelombang tekanan yang akan merambat dengan kecepatan tertentu, dan kemudian dipantulkan kembali ke tempat semula. Gejala ini menimbulkan kenaikan tekanan yang sangat tajam sehingga menyerupai suatu pukulan dan dinamakan gejala pukulan air (water hammer). Pukulan mengakibatkan berbagai kesulitan seperti kerusakan pada peralatan plambing, getaran pada sistem pipa, patahnya pipa, kebocoran, dan suara berbisik sehingga dapat mengurangi umur kerja peralatan dan sistem pipa.
Pukulan air cenderung terjadi dalam keadaan sebagai berikut:
a.    Tempat-tempat di mana katup ditutup/dibuka mendadak;
b.   Keadaan di mana tekanan air dalam pipa selalu tinggi;
c.    Keadaan di mana kecepatan air dalam pipa selalu tinggi;
d.   Keadaan di mana banyak jalur ke atas dan ke bawah dalam sistem pipa;
e.    Keadaan di mana banyak belokan dibandingkan jalur lurus;
f.    Keadaan di mana temperatur air tinggi.
Jelas bahwa pencegahan gejala pukulan air menyangkut tindakan untuk mengatasi keadaan-keadaan diatas, dan meliputi cara-cara berikut ini ):
a.    Menghindarkan tekanan kerja yang terlalu tinggi;
b.   Menghindarkan kecepatan aliran yang terlalu tinggi;
c.    Memasang rongga udara atau alat pencegah pukulan-air;
d.   Menggunakan dua katup-bola-pelampung pada tangki air.
3.2    Sistem Penyediaan Air Bersih
3.2.1 Sistem Penyediaan
Pada saat ini sistem penydiaan air bersih yang banyak digunakan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a.       Sistem sambungan langsung
b.      Sistem tangki atap
c.       Sistem tangki tekan
d.      Sistem tanpa tangki (booster system)
3.2.2 Sistem sambungan langsung
Dalam sistem ini, pipa distribusi dalam gedung disambung langsung dengan pipa utama penyediaan air bersih (misalnya, pipa dibawah jalan dari PAM) .  Sistem ini banyak digunakan untuk gedung-gedung kecil dan rendah karena terbatasnya tekanan dalam pipa utama dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama. Ukuran pipa cabang biasanya diatur/ditetapkan oleh PAM   Tangki pemanas air biasanya tidak disambung langsung kepada pipa distribusi

3.2.3 Sistem tangki atap
Pada sistem ini, air ditampung dalam tangki bawah  kemudian dipompakan ke tangki atas yang dipasang di atap  /diatas lantai tertinggi gedung kemudian baru  didistribusikan ke bagian gedung yang membutuhkan air bersih. Alasan penggunaan sistem ini ; 
·      Perubahan tekanan yang terjadi pada alat plambing   hampir  tidak berarti
·      Kecil kemungkinan terjadinya kesulitan, karena pompa yang  menaikkan air bekerja secara otomatis dengan   alat  pendeteksian   permukaan air dalam tangki atap
·      Perawatan tangki atap sangat sederhana dan mudah, dibandingkan dengan tangki tekan

3.2.4 Sistem tangki tekan
Sistem ini banyak digunakan untuk bangunan perumahan, hanya karena alasan  tertentu dipergunakan untuk bangunan umum. Prinsip kerjanya yaitu air yang telah ditampung dalam tangki bawah, dipompakan kedalam suatu bejana (tangki) tertutup sehingga udara didalamnya terkompresi. Air kemudian dialirkan kedalam sistem distribusi bangunan.Pompa bekerja secara otomatis yang diatur oleh detektor tekanan, yang membuka/menutup saklar motor listrik, pompa berhenti bekerja apabila tekanan tangki telah mencapai suatu batas maksimum yang ditetapkan dan bekerja kembali setelah tekanan mencapai batas minimum yang ditetapkan pula. Daerah fluktuasi tekanan ini biasanya ditetapkan antara 1,0 sampai 1,5 Kg/cm2  
(1)    Variasi system tangki tekan 
Adapun variasi system tangki tekan terbagi dalam 2 sistem yaitu:
·         Sistem hydrocel
·         Sistem tangki tekan dengan diafram
(2)   Sistem hydrocel
Sistem ini menggunakan alat yang dinamakan “hydrocel”, ciptaan Jacuzzi Brothers Inc., sebuah perusahaan di Amerika Serikat, sebagai pengganti udara dalam tangki tekan, sistem ini menggunakan tabung tabung berisi udara dibuat dari bahan karet khusus, yang akan mengerut dan mengembang sesuai dengan tekanan air dalam tangki.  Dengan demikian kontak langsung antara udara dengan air dicegah sehingga selama pemakaian sistem ini tidak perlu ditambah udara setiap kali
(3)   Sistem tangki tekan dengan diafram
Tangki tekan pada sistem ini dilengkapi dengan diafram yang dibuat dari bahan karet khusus, untuk memisahkan udara dengan air.  Dengan demikian menghilangkan kelemahan tangki tekan sehubungan dengan perlunya pengisian udara secara periodik
3.2.5 Sistem tanpa tangki (booster system)
Dalam sistem ini tidak digunakan tangki apapun. Air dipompakan langsung k e sistem distribusi bangunan dan pompa menghisap air langsung dari pipa utama (misalnya, pipa utama dari PAM).  Ada 2 macam pelaksanaan sistem ini, dikaitkan dengan kecepatan putaran pompa : 
·         Sistem kecepatan putaran konstan
·         Sistem kecepatan putaran  variable
(1)   Sistem kecepatan putaran konstan
Sistem ini menerapkan sambungan paralel beberapa pompa identik yang bekerja pada kecepatan putaran konstan. Satu pompa selalu dalam keadaan bekerja, sedangkan pompa-pompa lainnya akan ikut bekerja yang diatur secara otomatis oleh suatu alat pendeteksi tekanan atau laju aliran air keluar dari sistem pompa ini
(2)   Sistem kecepatan putaran  variable
Pada sistem ini laju aliran air yang dihasilkan oleh pompa diatur dengan mengubah kecepatan putaran pompa secara otomatis oleh suatu alat yang mendeteksi tekanan atau laju air keluar dari pompa      
3.2.6        Laju Aliran Air
(1)   Dasar penentuan kapasitas peralatan dan ukuran pipa-pipa.
(2)   Jumlah dan laju aliran air seharusnya diperoleh dari penelitian terhadap keadaan sesungguhnya, kemudian dibuat angka-angka perkiraan yang sedapat mungkin mendekati keadaan sesungguhnya.
(3)   Tidak ada angka-angka jumlah dan laju aliran air yang berlaku atau telah disetujui oleh seluruh bangsa di dunia
3.2.7        Tekanan Air dan Kecepatan Alir
(1)   Tekanan air yang kurang mencukupi menimbulkan kesulitan pemakaian
(2)   Tekanan yang berlebihan dapat menimbulkan rasa sakit  terkena pancaran air serta mempercepat kerusakan peralatan plambing dan menambah kemungkinan timbulnya pukulan air
(3)   Standar umum besarnya tekanan air adalah 1,0 kg/cm²
(4)   Untuk kantor,tekanan statik sebaiknya antara 4,0-5,0 kg/cm²
(5)   Untuk  hotel dan perumahan antara 2,5-3,5 kg/cm²
3.2.8        Tangki – Tangki Air
Tangki-tangki yang digunakan untuk menyimpan air minum haruslah dibersihkan secara teratur agar kualitas air dapat tetap terjaga (hal ini bahkan telah dipersyaratkan oleh undang-undang / peraturan / ketentuan-ketentuan yang berlaku).
·         Pemasangan Tangki dalam Bangunan
·         Pemasangan Tangki Air Di Luar Bangunan
·         Digabung Dengan Tangki Air Pemadam Kebakaran
(1)      Pemasangan tangki air dalam bangunan
a.       Pemasangan tangki di lantai bangunan
·   Dipasang diantara pelat lantai terbawah dan pelat pondasi dari gedung
·   Seringkali  dibawah lantai yang sama juga dipasang bak penampung air buangan atau air kotor
·   Dalam keadaan terburuk bahkan tangki air minum tersebut hanya  dibatasi dinding dengan bak penampung air kotor
·   Keadaan ini memungkinkan pencemaran air minum oleh air kotor
·   Dilarang menggunakan lantai, dinding dan langit-langit sebagai  bagian dari tangki atau reservoir air, untuk mencegah pencemaran  air melalui bagian-bagian gedung tersebut
·   Disyaratkan tangki air tidak merupakan bagian struktural serta  lokasinya tidak berdekatan dengan tempat pembuangan air dan tidak terpengaruh sumur artetis atau genangan air
b.      Ruang bebas untuk pemeriksaan sekeliling tangki
·      Dalam pemasangan tangki diperlukan ruang bebas yang cukup sekeliling tangki untuk pemeriksaan dan perawatam
·      Ruang bebas ini minimal 45 cm, tetapi lebih baik dibuat sekitar 60 cm agar mudah untuk mengecat  dinding luar tanda
·      Pada bagian atas tangki, ruang bebas harus cukup besar bagi seseorang membuka tutup manhole dan masuk kedalam tangki dengan membawa peralatan
·      Biasanya disediakan ruang bebas 1 meter diatas tutup tangki
c.       Pemasangan pipa-pipa dan peralatan sekeliling tangki
·      Tidak dibenarkan memasang pompa, mesin refrijerasi, ketel uap dsb diatas pelat tutup tangki
·      Pipa-pipa yang dipasang melintang diatas pelat tutup tangki harus dihindarkan, apalagi pipa-pipa yang akan menembus tangki
d.      Konstruksi yang memudahkan perawatan
Setiap tangki air harus dilengkapi dengan lubang bertutup untuk memudahkan perawatan, dengan ukuran cukup agar orang dapat masuk kedalam tangki Ukuran lubang minimal  45 cm, 60 cm lebih dianjurkan Lubang perawatan ini tidak perlu disediakan kalau seluruh tutup tangki dapat dengan mudah dibuka atau diangkat
Yang perlu diperhatikan dalam merancang lubang  perawatan :
·         Dapat mencegah masuknya kotoran
·         Dapat dikunci, dengan memasang kunsi atau baut pengikat
e.        Konstruksi yang mencegah air diam (stagnant)
·         Pipa pengambil yang biasanya dilengkapi dengan katup sebaiknya dipasang dengan lubang yang berada kira-kira20 cm diatas dasar tangki, untuk menghindari endapan kotor  terhisap kedalam pipa
·         Saluran atau lekukan dangkal sebaiknya dibuat pada dasar tangki dengan kemiringan yang cukup, guna memperlancar pembuangan endapan
·         Pembersihan tangki tanpa memutuskan penyediaan air kedalam pipa distribusi, dengan menyediakan lebih dari satu tangki atau membagi tangki dengan dinding  partisi menjadi dua bagian
Konstruksi pencegah air diam
·         Air yang diam terlalu lama dalam tangki dapat  menimbulkan pencemaran.
·         Air yang diam (stagnant) dapat disebabkan rancangan perletakan yang kurang baik, volume air yang terlalu besar disbanding pemakaian air, ataupun oleh bentuk tangki
·         Pemasangan pipa air keluar dekat pipa masuk tangki menyebabkan bagian terbesar air hampir tidak bergerak
·         Agar air selalu bergerak , lubang-lubang tersebut harus dijauhkan  atau dibuat “dinding”
f.        Pipa peluap
·         Setiap tangki harus dilengkapi dengan pipa peluap
·         Ujung pipa ini tidak boleh disambungkan langsung ke pipa buangan, melainkan harus dengan cara tidak langsung
·         Harus ada celah udara yang cukup antara ujung pipa  dengan bak buangan, minimal dua kali diameter pipa  tersebut
·         Ujung pipa peluap harus dilengkapi dengan saringan serangga
g.       Pipa ven
·         Tujuan pipa ven adalah untuk memasukkan atau mengeluarkan udara tangki pada waktu volume air berkurang atau bertambah.
·         Pipa ven biasanya diperlukan pada tangki dengan volume air 2 m³ atau lebih.
·         Lubang udara masuk pipa ven harus dipasang saringan serangga

(2)      Pemasangan Tangki di Luar Gedung
Apabila tangki air dipasang dalam jarak yang kurang dari 5 m terhadap pipa pembuangan, kakus, septik tank, peralatan lain yang menyimpan atau mengolah buangan dll, maka kemungkinan terjadi pencemaran terhadap air dalam tangki tersebut, oleh karena tidak dibenarkan penanaman tangki langsung dalam tanah, melainkan harus dilindungi dengan menempatkan tangki tersebut dalam ruangan bawah tanah. Cara lainh dengan menempatkan tangki diatas suatu menara.  Apabila jarak tersebut diatas bisa dibuat lebih dari 5 m, tangki air dapat ditanam langsung, sebagian atau seluruhnya
(3)      Digabug dengan Tangki DAMKAR
Perpipaan untuk tangki yang berfungsi ganda untuk air bersih dan pemadam kebakaran. Prinsipnya selalu tersedia volume air yang cukup untuk keperluan pemadam kebakaran, tanpa tergantung pada pemakaian air bersih Untuk menjamin hal ini pemasangan pipa hisap damkar lebih dekat kedasar tangki dan pipa hisap untuk air bersih dipasang lebih tinggi Sistim ini sebaiknya tidak digunakan, karena terdapat daerah air yang diam yang dapat menimbulkan pencemaran
3.3    Perancangan Sistem Pipa Air Dingin
3.3.1   Sistem Pipa
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan system pipa:
1)        System manapun yang dipilih, pipa harus dirancang dan dipasang sedemikian rupa sehingga udara maupun air kalau perlu dapat dibuang/dikeluarkan dengan mudah.
2)        Pipa mendatar pada system pengaliran ke atas sebaiknya dibuat agak miring ke atas (searah aliran), sedang pada system pengaliran ke bawah dibuat agak miring ke bawah. Kemiringannya sekitar 1/300.
3)        Perpipaan yang tidak merata, melengkung ke atas atau melengkung ke bawah, harus dihindarkan. Kalau akibat sesuatu hal tidak dapat dihindarkan (misalnya ada perombakan gedung) hendaknya dipasang katup pelepas udara.
4)        Harus dihindarkan membalikkan arah aliran. Misalnya, pipa cabang tegak akan melayani daerah di atasnya pipa utama mendatar, tetapi penyambungannya di arahkan ke bawah lebih dahulu.
3.3.2   Pemasangan Katup
Katup sorong (gate volve) banyak dipasang sebagai katup pemisah pipa cabang, dan kalau katup tersebut merangkap pula berfungsi untuk mengatur (mengatasi) laju aliran air pada pipa cabang tersebut biasanya dipasang katup bola (globe volve)
3.3.3   Penaksiran Laju Aliran Air
1)      Metoda penaksiran laju aliran air
Ada beberapa metoda yang digunakan untuk menaksir besarnya laju aliran air, diantaranya yang akan dibahas di sini yaitu:
a)      Berdasarkan jumlah pemakai
Metoda ini didasarkan pada pemakaian air rata-rata sehari dari setiap penghuni, dan perkiraan jumlah penghuni. Dengan demikian jumlah pemakaian air sehari dapat diperkirakan, walaupun jenis maupun jumlah alat plambing belum ditentukan.
b)      Berdasarkan jenis dan jumlah alat plambing
Metoda ini digunakan apabila kondisi pemakaian lat plambing dapat diketahui, misalnya untuk perumahan atau gedung kecil lainnya. Juga harus diketahui jumlah dari setiap jenis alat plambing dalam gedung tersebut.
c)      Berdasarkan unit beban alat plambing
Dalam metoda ini untuk setiap alat plambing ditetapkan suatu unit beban (fixture unit). Untuk setiap bagian pipa dijumlahkan besarnya unit beban dari semua alat plambing yang dilayani, dan kemudian dicari besarnya laju aliran air dengan kurva.
d)     Berdasarkan pemakaian air terhadap waktu
3.4    Peralatan Penyediaan Air
3.4.1      Jenis Peralatan
1)      Tangki Air
a)      Tangki Air Bawah Tanah
Air dari jaringan air minum kota dialirkan melalui katup bola dan ditampung dalam tangki bawah tanah dan kemudian dipompa ke dalam jaringan pipa penyediaan air gedung
b)      Tangki Atap
Berfungsi untuk menyimpan air untuk kebutuhan singkat dan untuk menstabilkan tekanan air sehubungan dengan fluktuasi pemakaian air sehari-hari. Biasanya dibuat pada pelat baja, kayu, dan juga FRP.
c)      Tangki Tekan
Tangki semacam ini berfungsi untuk menyimpan air dengan tekanan tinggi. Biasanya dibuat dari baja.
2)      Pompa Penyediaan Air
Pompa yang menyedot air dari tangki bawah dan tangki bawah tanah dan mengalirkannya ke tangki atas atau tangki atap seringkali dinamakan “pompa angkat” (mengangkat air dari bawah ke atas). Sedang pompa yang mengalirkan air ke tangki tekan sering dinamakan “pompa tekan”.
Pengelompokkan jenis pompa pada garis besarnya ada 3, yaitu jenis putar, jenis langkah positif, dan jenis khusus. Jenis putar ada yang sentrifugal, aliran campuran (mixed flow), aksial, dan regenerative. Masuk jenis langkah positif adalah pompa torak/plunyer, pompa sudu (vane pumps), pompa eksentrik. Jenis pompa khusus adalah pompa vortex, gelembung uap, dan pompa jet.
3.4.2      Bahan dan Mekanisme
1)      Konstruksi Pompa Air
Jenis-jenis pompa penyediaan air yang banyak digunakan adalah:
a)      Jenis Putar
Kelebihan jenis ini terutama adalah:
-          Ukurannya kecil dan ringan
-          Dapat memompa terus menerus tanpa gejolak
-          Konstruksi sederhana dan mudah dioperasikan
Jenis ini demikian popular sehingga orang lebih sering menganggap pompa air selalu dari jenis turbo. Dari jenis ini yang paling banyak adalah tipe pompa sentrifugal.
(i)          Pompa Sentrifugal
Komponen utama dari pompa sentrifugal adalah impeller (bagian yang berputar) dan rumah pompa (stasioner). Selepas dari impeller air akan masuk ke dalam rumah pompa yang menyerupai bentuk rumah “keong”, dan disalurkan ke pipa keluar.
(ii)        Pompa diffuser atau Pompa Turbin
Pompa diffuser yang dulu disebut pompa turbin, mempunyai diffuser atau sudu-sudu pengarah terpasang pada rumahnya yang berfungsi mengarahkan aliran iar keluar dari impeller.
(ii-1) Pompa Turbin Untuk Sumur (bore-hole pump)
Pompa ini dipasang dengan poros vertical, motor penggeraknya (motor listrik atau motor bakar) dipasang di atas dan terpisah dari pompa.
(ii-2) Pompa Submersibel untuk Sumur Dalam
Pompa jenis ini terutama digunakan untuk sumur-sumur dalam, di mana motor listrik terpasang langsung Pada rumah pomoa (direct coupled) dan merupakan suatu konstruksi yang terpadu.
b)      Pompa Jenis Langkah Positif (Positive Displacement)
(i)       Pompa Torak
Gerakan torak bolak-balik di dalam silinder akan menimbulkan tekanan positif atau negative pada satu sisinya, yang akan membuka katup keluar atau katup masuk, dan mengalirkan air keluar ke dalam pipa atau masuk ke dalam silinder.
(ii)     Pompa Tangan
Pada prinsipnya pompa jenis ini sama dengan pompa torak, hanya konstruksinya yang dibuat khusus agar lebih mudah digerakkan dengan tangan, kemampuannya untuk “mengangkut” air terbatas oleh kemampuan daya manusia.
c)      Pompa Khusus
(i)                 Pompa Vortex
Pompa vortex, atau sering disebut dengan pompa kaskade, mempunyai impeller dengan lekukan-lekukan yang dipotong pada pinggirannya yang berputar dalam suatu rumah silindris.
(ii)               Pompa Gelembung Udara
Pompa ini disebut juga air lift pump, karena air dalam suatu pipa terangkat oleh gelembung-gelembung air sebagai akibat adanya perbedaan berat jenis air dan udara.
(iii)             Pompa Jet
Pompa ini kadang-kadang disebut juga sebagai pompa “injeksi” walaupun istilah ini tidak tepat. Sebenarnya pompa ini merupakan suatu sistim yang terdiri dari sebuah pompa sentrifugal dan suatu je-ejector, digunakan untuk memompa sumur yang muka airnya lebih dari 10 m di  bawah muka tanah.
(iv)             Pompa Bilah (wing pump)
Pompa jenis ini digerakkan tangan dan sering dipakai untuk perumahan. Impeller dalam suatu rumah silindris berpuatr kira-kira 900.
3.4.3      Penentuan Kapasitas Alat
1)      Diameter Pipa Dinas
2)      Kapasitas Tangki Air Bawah
3)      Kapasitas Tangki Atas (atau Tangki Atap)
4)      Kapasitas Pompa Pengisi Tangki
a)      Laju Aliran Air
b)      Diameter Pipa
c)      Tekanan Air Masuk (Tekanan Hisap)
d)     Daya Pompa dan Tinggi Angkat
5)      Kapasitas Tangki Tekan dan Pompanya
Kapasitas tngki tekan dihitung berdasarkan hokum Boyle, yang menyatakan bahwa untuk gas pada temperature konstan, hasil perkalian tekanan dengan volume adalah juga konstan.

Referensi : Noerbambang, Soufyan dan Morimura, Takeo. PERANCANGAN DAN PEMELIHARAAN SISTEM PLAMBING. 2000. Jakarta : PT Pradnya Paramita

juga konstan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar